Melatih Kerjasama Sejak Dini Melalui Permainan Tradisional

May 9, 2024

admin
admin
Ponorogo, Indonesia

Kemampuan kerjasama tim atau teamwork tidak hanya dibutuhkan pada jenjang pendidikan tinggi atau dunia kerja. Kemampuan teamwork seseorang juga digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Kemampuan ini tidak bisa dikuasai seseorang secara instan, perlu latihan secara kontinyu. Hal ini bertujuan agar kemampuan teamwork mudah diimplementasikan dalam kehidupan sehari – hari. Namun sebenarnya anak usia 0-8 tahun masih memiliki karakter Egosentri.

Karakter egosentris ini memang akan berkurang seiring perkembangan anak. Namun tanpa adanya stimulus dari lingkungan, bukan tidak mungkin bila karekter ini akan terbawa hingga dewasa. Diperlukan pendekatan yang  menyenangkan dan membuat anak nyaman dalam proses penanaman kemampuan teamwork ini, seperti halnya dalam permainan tradisional.

Beberapa permainan tradisional yang melatih kerjasama tim dalam proses bermainnya, adalah:

  1. Permainan Bakiak

Kerjasama tim dalam permainan ini berupa koordinasi antar pemain, kekompakan, mendengarkan pendapat orang lain. Tanpa adanya teamwork yang solid, mustahil untuk mencapai garis finish dengan cepat tanpa ada pemain yang terjatuh.

  1. Permainan Gobak Sodor

Kerjasama dalam permainan gobak sodor tidak hanya mengasah kekompakan anak, namun juga melatih jiwa kepemimpinan, mengatur strategi bersama dan mau mendengarkan orang lain dalam satu tim. Meskipun terlihat sederhana, namun permainan gobak sodor cukup komplek kebermanfaatannya.

  1. Permainan Bentengan

Dalam permainan ini, para pemain terbagi pada dua kelompok sama banyak. Masing – masing kelompok bertugas untuk menentukan bentengnya dan menjaganya dari pemain lawan. Benteng yang dimaksud bisa berupa tembok, pilar, pohon atau bahkan batu. Untuk merebut benteng lawan tidak memerlukan kekerasan. cukup dengan memegang benteng milik lawan, hal itu sudah berarti menguasai benteng milik lawan.

Dari beberapa permainan diatas, aspek kerjasama yang banyak digunakan adalah pembagian tugas, komunikasi, interaksi dan inisiatif anak. Aspek dari kemampuan kerjasama tersebut sangat bermanfaat dalam kehidupan anak sehari – hari. Beberapa manfaatnya adalah

  1. Menghargai orang lain

Anak akan belajar untuk mendengarkan pendapat orang lain. Dalam proses ini anak secara tidak sadar berlatih untuk menerima keputusan bersama, tidak memaksakan kehendak. Proses ini secara tidak langsung mulai melunturkan karakteristik egosentris yang dimiliki anak.

 

  1. Melatih kepercayaan diri

Dalam bermain, setiap pemain memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam menyusun strategi. Setiap anak secara aktif mengambil peran untuk mencapai tujuan kelompoknya. Dalam proses mengemukakan pendapat atauapun berperan aktif, mampu melatih kepercayaan diri anak. Anak akan merasa dihargai dan dihormati.

 

  1. Komunikasi

Permainan berkelompok melatih komunikasi anak dengan sebayanya. Komunikasi disini tidak hanya komunikasi dalam bentuk verbal, tapi juga bisa melalui mimik muka/ekspresi dan gerakan tubuh. Anak juga akan belajar membuat kode yang hanya dimengerti oleh anggota kelompoknya. Ini biasanya termasuk dalam strategi yang telah disepakati.

 

Menanamkan kerjasama tim atau teamwork sejak dini tidak hanya mengurangi sikap egosentris anak, tapi juga melatih anak mempersiapkan masa depan yang harmonis dengan sesama.

reogify.id

REOGIFY

Research on Game and Pervasive Play

fbIcontwitterIconinstagramIconyoutubeIcontiktokIcon